Selasa, 05 Agustus 2014

SISTEM PETERNAKAN LAHAN KERING











LAPORAN
MK SISTEM PETERNAKAN LAHAN KERING




 






Oleh
FRANS K. H KODI



FAKULATAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDDANA
KUPANG
2014

 



















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Sistem pertanian lahan kering telah menjadi cara bertani  yang sudah melekat dengan sebagian besar masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dari data NTT dalam angka 2012, menunjukan bahwah 69,42 persen masyarakat NTT bekerja di sektor pertanian. Dari jumlah tersebut 76 persen adalah petani lahan kering. Petani lahan kering NTT, tidak saja mengandalkan hasil kebun sebagai satu-satunya sebagai sumber penghidupan. Berbagai kombinasi cara bertani telah terbentuk sebagai sebuah kearifan lokal masyarakat. Misalnya bertani dengan sistem agroforestri ataupun sistem bertani dan beternak yang selama ini masyarakat lakukan. Namun demikian, hasil  berkebun (tanaman semusim) menjadi sumber utama penyediaan pangan dalam kebutuhan keluarga selama setahun. Hasil kebun yang dihasilkan juga masih terbatas pada jagung, padi ladang, beberapa jenis kacang-kacangan dan ubi-ubian. Lahan di NTT memang tidak terlalu subur jika dibandingkan dengan lahan-lahan pertanian di Jawa atau pulau-pulau lainnya di Kawasan Barat Indonesia. Potensi pertanian lahan kering 1.528.308 Ha  dengan tingkat pemanfaatan  54,62 %, lahan tidak diusahakan 751.185 Ha, potensi perkebunan  luas  888.931  Ha  dengan tingkat pemanfaatan 35,45 %, padang penggembalaan  untuk peternakan sapi , kuda, kerbau dan kambing 832.228 Ha. Kabupaten Sumba Timur memilki luas lahan kering sebesar 50.616 Ha serta padang penggembalaan terluas di NTT dimana padang penggembalaan  untuk peternakan sapi , kuda, kerbau dan kambing 215.799 Ha (BPS Prov. NTT Dalam Angka,2012).
            Sistem Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu solusi bagi peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan dan konservasi lingkungan, serta pengembangan desa secara terpadu. Kabupaten Sumba Timur memilki luas lahan kering sebesar 50.616 Ha serta padang penggembalaan terluas di NTT dimana padang penggembalaan  untuk peternakan sapi , kuda, kerbau dan kambing 215.799 Ha (BPS Prov. NTT Dalam Angka,2012). Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu identifikasi sistem pertanian terpadu yang ada di daerah tersebut agar bisa diketahui produktivitas lahan dan integrasi antara sistem usaha tani dan ternak.

1.2  Tujuan
            Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengidentifikasi sistem pertanian terpadu serta bagaimana pola pengembangan pemeliharaan peternakan dan perkembangan hijauan makanan ternak di dari setiap masyarakat yang menjadi responden.
1.3  Manfaat
            Adapun manfaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai sumber informasi tentang pemanfaatan lahan sesuai potensi dimasing-masing wilayah.




















BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1  Lokasi dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada:
Lokasi    : Desa Oeletsala, Dusun III (Rumah peternak Bapak Ishak Henokatu )
Hari/tgl  :
Pukul     : 10.00 WITA – 14.00 WITA
2.2  Metode Praktikum
Metode praktikum yang dilaksanakan digunakan 2 metode, yaitu:
1.    Metode wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang dibuat sendiri oleh mahasiswa.
2.    Metode observasi dengan melakukan pengamatan dan menggambar sketsa rumah dan pekarangan rumah milik responden.
Dalam melakukan praktikum ini, sebelumnya dilakukan beberapa langkah yaitu:
1.         Pembagian kelompok dalam kelas menjadi 4 kelompok.
2.         Dalam 1 kelompok dibagi lagi menjadi 4 sub kelompok yang terdiri dari:
Ø  Sub kelompok 1 : Sumber Daya Manusia
Ø  Sub kelompok 2 : Usaha Tani Ternak
Ø  Sub kelompok 3 : Pendapatan Usaha Tani
Ø  Sub kelompok 4 : Penggunaan Lahan
3.         Pada kelompok 1 membahas mengenai sumber daya manusia yang mencakup profil keluarga (susunan keluarga, umur, tingkat pendidikan baik formal maupun informal, kelembagaan)
4.         Sedangkan pada kelompok 2 membahas usaha tani ternak mengenai jenis dan skala usaha, sistem budidaya, dan kegiatan untuk tiap jenis usaha)
5.         Pada kelompok 3 membahas mengenai penerimaan usaha tani/ternak, pengeluaran (biaya produksi), pendapatan petani peternak serta pemanfaatan pendapatan oleh peternak.
6.         Pada kelompok 4 melakukan metode observasi dengan melakukan pengamatan dan menggambar sketsa rumah dan pekarangan rumah milik responden.
7.         Mahasiswa membuat daftar pertanyaan.
8.         Mahasiswa melakukan wawancara dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dibuat.
9.         Mahasiswa menganalisis hasil yang didapatkan dari wawancara.
10.     Membuat laporan praktikum

2.3  Alat dan Bahan
Pada praktikum ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan, yaitu:
a.       Alat:
Ø Bolpoin
Ø Pensil
Ø Kamera
Ø Kertas

b.      Bahan:
Responden (Petani peternak) yang digunakan sebagai sumber informasi bagi mahasiswa untuk melakukan analisis pendapatan.



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1  Hasil Praktikum
Sesui  hasil wawancara yang dilakukan kepada responden (Petani peternak/bapak Ishak Henokatu) didapat hasil sebagai berikut:
3.1.1 Sumber Daya Manusia
Dalam keluarga bapak Ishak Henokatu terdapat 1 orang istri dan 2 orang anak dengan susunan keluarga berdasarkan umur, tingkat pendidikan dan kelembagaan sebagai berikut:
Tabel 1. Data Anggota Keluarga
No.
Nama
Jenis Kelamin
Umur  (thn)
Pendidikan
Kedudukan dalam Keluarga
Pekerjaan
Keahlian
Lk
Pr
Pokok
Sampingan
1.
Ishak Henokatu
L

54
SD
Kepala keluarga
Petani
beternak
Beternak dan bertani
2.
Marice Metoheno katu

P
42
SD
Istri
Petani
Membuat kerupuk
Membuat kerupuk
3.
Febi  henokatu

p
23
Tamat SMA
Anak kandung
Pelajar
-
-
4.
Novan
L

18
SMA
Anak kandung
Pelajar
-
-

Dari hasil wawancara, didapat informasi bahwa seluruh anggota keluarga (anak pertama dan kedua) bapak Ishak Henokatu ikut bekerja dalam usaha yang ditekuni. Hal ini sesui dengan gambaran bahwa yang dilakukan dalam usaha peternakan rakyat di lahan kering terutama di daerah NTT adalah bertani.
3.1.2 Usaha Tani/Ternak
Dalam usaha peternakan milik bapak Ishak Henokatu menganut sistem terpadu (sistem integrasi ). Berikut adalah beberapa jenis komoditi yang dihasilkan serta skala usaha yang dimiliki:


Tabel 2. Catatan Usaha Tani Keluarga
            PEMASUKAN                                                          
No.
Uraian
Jumlah
Jumlah (Rp)
1.
Babi
3
6.000.000.
2
Sapi
2
8.000.000
3
Ayam
5
300.000
4
Kerupuk Ubi
500 bks
150.000
5
Kacang Tanah
100 kg
1.000.000
Jumlah

15.450.000
PENGELUARAN
No.
Uraian
Jumlah
Jumlah (Rp)
1
Pembelian obat untuk ternak
1
100.000


Dari  tabel diatas, terlihat bahwa kelarga bapak Ishak Henokatu memiliki keuntungan yang sangat tinggi apabila kedua jenis usaha ini dijual pada saat bersamaan dengan jumlah keuntungan sebesar Rp. 15.450.000.. Semua jenis usaha yang ditekuni melibatkan semua anggota keluarga sebagai tenaga kerja. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya produksi untuk membayar tenaga kerja.
3.1.3 Penggunaan Lahan
Salah satu sumberdaya lahan kering adalah lahan dimana lahan berfungsi sebagai penyedia hijauan bagi ternak dan fasilitas dari kandang usaha. Berikut adalah tabel penggunaan lahan milik keluarga bapak Ishak Henokatu
Tabel 3. Data Luas dan Penggunaan Lahan
Lokasi
Jenis lahan
Luas Lahan Seluruhnya (ha)
Penggunaan Lahan
Perkiraan Nilai (Rp)
Jenis Usaha
Luas
1
2
3
4
5
6
Desa oeletsala
Berbatu

± 10.000 m2
Tani ternak
Untuk  tanaman pangan dan pakan                     :9150meter
Kandang                 :450 meter
Luas rumah            : 400 meter
500.000.000

Tabel 4. Sketsa Lahan Usaha Tani
No.
Uraian
Gambaran Sketsa Lahan
1
Kemiringan
200C
2
Status Hak Milik
Tanah untuk kebun dan rumah,kandang :1hektar
3
Tata Guna Lahan
Lahan untuk di rumah: Lamtoro, kapok, asam, rumah, dapur, dan kandang sapi, dan babi.
Guna lahan di kebuh : lamtoro, jagung, lamtoro, ubi, kacang tanah, kingress dan ubi.
4
Komuditi
Jagung, kacang tanah, ubi dan ternak
5
Potensi
Lahan masi bias di gunakan untuk penenman sayur, Lombok dan kelapa
6
Masalah
Kondisi tanah yang berbatu dan kekurangan air
7
Pemecahan Masalah
Pembuatan embung dan penggalian sumur bor.
Pengelolaan lahan yang baik agar tanah menjadi subur.
8
Upaya Pengembangan
Pembuatan sumur bor untuk digunakan masyarakat sekitar.
Dilakukan proses pemupukan untuk meningkatkan kesuburan tanah.

3.1.4 Pendapatan Usaha Tani
1.    Peternak memiliki 2 pendapatan utama yaitu dari usaha kelompok tani “NIJ BAKI” dan usaha yang dimiliki sendiri. Hingga saat ini bapak Ishak Henokatu memiliki 3 ekor ternak babi dan 5 ekor ayam milik sendiri  dan 2 ekor ternak sapi merupakan milik kelompok.
2.    Dalam kelompok tani “NIJ BAKI” peternak sudah melakukan penjualan sebanyak 7 kali dan usaha sendiri sudah melakukan penjualan dari beberapa jenis komoditi yaitu penjualan ternak (sapi) serta penjualan kacang tanah, dan kerupuk ubi. Namun dalam melaksanakan kegiatan tanaman pangan dan penjualan kayu peternakan tidak dapat melakukan secara kontinue karena ada beberapa masalah yang dimiliki.
Tabel 5. Masalah dan Pemecahan Masalah yang Dapat Dilakukan Oleh Petani Peternak
No.
Uraian Masalah
Pemecahan Masalah
1.
Penjualan kerupuk dilakukan sebatas di desa tersebut belum dipasarkan secara luas karena diproduksi dalam jumlah yang masih terbtas karena kekurangan modal.
Menjual hasil olahan kerupuk lalu menabung untuk mendapatkan modal lebih banyak
2.
Peternak harus menyewa tanah untuk menanam tanaman pangan (jagung, kacang tanah dan ubi kayu) dan pakan ternak (Lamtoro dan Turi).
Peternak melakukan sewa dengan sistem bagi hasil sehingga sebagian tanaman pangan dapat dijadikan makanan sehari-hari dan ubi dapat dibuat kerupuk untuk dijual serta rumput yang tumbuh di lahan dapat dijadikan hijauan untuk ternak sapi.
3.
Lama penggemukan sapi terlalu lama (dapat mencapai 1 tahun – 1 ½ tahun).
Sapi bakalan yang memiliki kondisi tubuh yang baik dapat digemukkan dalam waktu 6 bulan sehingga perlu disediakan pakan untuk pemberian pagi hari dan sore hari.


3.    Pendapatan peternak dimanfaatkan untuk beberapa hal, yaitu:
a.    Kebutuhan hidup pokok.
b.    Biaya pendidikan anak.
c.    Upacara adat
d.   Sebagai tabungan
Untuk dapat mengetahui pendapatan dari usaha tani ternak yang di lakukan maka untuk keuntungan bersih dari usaha tani ternak bapak Ishak Henokatu di estimasikan ke pendapatan kotor,karena usaha yang di lakukan berskala rakyat(pribadi) bukan komersial.
3.2  Pembahasan
3.2.1        Sumber Daya Manusia
Salah satu faktor produksi yang penting dalam suatu proses produksi adalah SDM. Secara umum,dalam usaha peternakan lahan kering khususnya di Timor Barat , anggota keluarga digunakan sebagai tenaga kerja. Dengan demikian, maka dalam suatu usaha ditekuni oleh orang-orang yang memiliki tingkat umur yang berbeda, tingkat pendidikan serta keterampilan dan pengetahuan yang berbeda-beda pula mempunyai sumbangan yang berbeda pula dalam usaha tani ternak.
a.    Susunan Keluarga
Dalam susunan keluarga bapak Ishak Henokatu terdapat 1 orang istri dan 2 orang anak. Seluruh anggota  keluarga  peternak ini tinggal bersama –sama di desa Oeletsala. Sehingga tenaga kerja yang dimiliki semuanya bersumber dari kepala keluarga, istri, dan 2 orang anaknya. Dari keterbatasannya anggota keluarga ini mengakibatkan anak yang masih disekolah harus mampu berbagi waktu antara belajar dan membantu orang tua untuk keberlanjutan usahanya. Apabila tidak dibagi waktu dengan baik, maka anak yang bersekolah tidak mampu berkonsentrasi untuk belajar terlebih lagi pada saat akan diadakan ujian akhir nasional.
Peran seorang istri dalam rumah tangga juga  sangat besar. Seorang istri berperan dalam mengatur keuangan setiap hari agar kebutuhan konsumsi dapat berjalan lancar, mengatur dan membersihkan rumah, sampai dengan melakukan usaha kecil-kecilan untuk meringankan beban bapak sebagai tulang punggung keluarga.
Oleh sebab itu, dalam usaha peternakan lahan kering seperti ini maka peran kepala keluarga sangat diperlukan untuk mampu mengatur waktu kerja anak serta istrinya agar tidak mengganggu keberlanjutan sekolah dari anaknya dan mengganggu waktu istri untuk mengurus rumah tangga dan usaha yang dibuat oleh istri yaitu membuat kerupuk ubi.
b.    Tingkatan Umur
Dengan menggunakan anggota keluarga sebagai tenga kerja, maka ada  tingkatan umur yang beragam. Dalam keluargaBpk. Ishak  umumnya kedua anaknya masih berusia remaja namun dalam menjalankan tugas tidak ada kendala. Namun, dengan adanya tingkatan umur yang berbeda ini mengakibatkan ada beberapa kendala yang dirasakan sebagai beban orang tua karena sikap anak yang masih muda yaitu untuk mengerjakan sesuatu yang terasa berat diminta imbalan untuk membayarnya seperti meminta uang saku
c.       Tingkatan Pendidikan
Tingkat pendidikan seorang peternak sangat berpengaruh dalam suatu usaha peternakan. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang berbeda antara orang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau yang mengikuti pelatihan denganorang yang sama sekali tidak mengikuti pelatihan atau memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Karena apabila seorang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi umumnya lebih cepat mengadopsi inovasi baru untuk mengembangkan usahanya dibandingkan dengan orang yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah memiliki sikap menolak teknologi baru yang ditawarkan untuk keberlanjutan usaha yang dijalankan sehingga cara beternak yang dilakukan selalu sama saja secara turun temurun. Dalam sistem usaha peternakan lahan kering miliki bapak Ishak terlihat belum ada satu teknologi yang digunakan untuk mengembangkan usaha peternakan miliknya seperti melakukan kawin buatan (IB) oleh instansi peternakan atau pengelolaan pakan untuk meningkatkan kualitas pakan yang rendah seperti melakukan amoniasi ataupun mengawetkan bahan pakan ketika musim hujan dimana pada saat itu produksi hijauan yang cukup tinggi.
3.2.2 Usaha Tani/Ternak
Dalam usaha peternakan rakyat milik bapak Ishak Henokatu  ada beberapa alternatif yang dilakukan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada guna memaksimumkan pendapatan usaha tani/ternaknya. Faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha tani/ternak milik bapak Baltazar Mau adalah:
a.       Jenis dan Skala Usaha
Usaha tani/ternak milik bapak Ishak merupakan sistem terpadu dimana bapak Ishak menghasilkan beberapa jenis komoditi dari usaha yang dijalankan serta selalu mengintegrasikan ternak dengan kegiatan pertanian lain yang ada di sekitarnya. Usaha tani yang di lakukan  bapak Ishak melakukan penanaman tanaman pangan seperti jagung,kacang tanah dan ubi kayu juga pakan seperti lamtoro dan rumput gajah ,tanaman umur panjang kemiri,sedangkan dalam bidang peternakan dihasilkan ternak sapi siap potong dan ternak babi siap potong. Dari tanaman pangan yang ditanami ada usaha pengembangan dari sang istri untuk membuat kerupuk ubi sehingga dapat meningkatkan harga jual ubi kayu tersebut.
Skala usaha yang dilakukan dalam keluarga ini masih bersifat skala rumah tangga sehingga jumlah yang dihasilkan tidak terlalu besar dengan ciri-ciri: mengkonsumsi sebagian besar usaha taninya dan yang dijual sedikit, input yang dibeli sedikit, lebih banyak menggunakan tenaga keluarga dan mengelola usahataninya secara tradisional sehingga perubahannya lamban serta beroperasi berdasar keputusan karena kebutuhan mendesak. Pada usaha pertanian dilakukan pemanenan 2 bulan sekali (kacang tanah) dan ubi kayu dipanen setahun sekali. Usaha dalam bidang pertanian ini dilakukan pada saat musim hujan saja karena daerah di desa Oeletsala merupakan daerah lahan kering dimana lahan pertanian yang diusahakan tanpa penggenangan lahan garapan. Sedangkan untuk usaha peternakan dilakukan pada saat peternak sudah memiliki modal untuk membeli bibit.
b.      Sistem Budidaya
Dalam usaha peternakan milik keluarga bapak Ishak terdapat sistem integrasi tanaman dan ternak(sistem terpadu ). Sistem integrasi yang terjadi yaitu sistem Tumpang sari  yaitu jagung,labu  di tanam bersamaan lamtoro pada satu lubang ,sedangkan saat pemanenan usaha pertanian maka limbah yang dihasilkan seperti limbah kacang tanah, limbah jagung, dan limbah ubi kayu diberikan pada ternak sebagai sumber pakan. sedangkan kontribusi ternak untuk usaha pertanian yaitu dengan pemanfaatan feses ternak sebagai pupuk organik yang ditaruh dalam lubang untuk penanaman tanaman pangan.
c.Kegiatan dari Setiap Jenis Usaha
Dalam suatu tani/ternak milik bapak Ishak ada beberapa kegiatan yang telah dilakukan setiap hari. Beberapa kegiatan tersebut diantaranya adalah:
a.       Pemberian pakan
Pemberian pakan umumnya dilakukan oleh anak-anak pada sore hari pada jam 3 sore karena pada pagi hari anak-anak harus berangkat ke sekolah. Pengambilan pakan diambil di kebun (lamtoro, turi, rumput serta rumput alam).
b.      Penanaman tanaman pagan dan Hijauan Makanan Ternak (HMT)
Penanaman dilakukan pada saat musim hujan bersamaan dengan penanaman tanaman pangan. Lahan yang di tanami telah di bersihkan dengan menggunakan pestisida dan di bakar sehingga pada saat musim hujan  tersebut telah siap untuk ditanami tanaman pangan seperti jagung, ubi kayu dan kacang tanah. Selain itu, keluarga juga menanami beberapa pohon legum dan rumput unggul untuk diberikan pada ternak seperti penanaman lamtoro, turi, dan king grass. Dalam kegiatan penanaman ini semua anggota keluarga yang ada mengambil bagian masing-masing untuk bekerja yaitu: tugas ibu menanam tanaman pangan, bapak menanam HMT sedangkan anak-anak bekerja untuk membersihkan lahan (tofa).
c.       Pemanenan
Kegiatan ini dilakukan oleh semua anggota keluarga yaitu dengan menanen tanaman pangan untuk konsumsi, untuk dijual dan untuk membagi hasil kepada tuan tanah 50:50 . Sedangkan king grass dan HMT serta rumput liar yang tumbuh di dalam kebun dijadikan bahan pakan untuk ternak sapi.
d.      Membuat kerupuk ubi dan menjual hasil tanaman pangan
Untuk meningkatkan harga jual ubi kayu, maka sang istri berupaya untuk membuat kerupuk ubi dari hasil kebun yang dimiliki. Pembuatan kerupuk ubi dilakukan pada malam hari dan jumlah maksimum yang didapatkan yaitu sejumlah 400 lembar. Selain itu, kacang tanah yang dimiliki dijual di pasar bersamaan dengan menjual kerupuk ubi. Penjualan ini dilakukan oleh sang ibu di pasar Oeba dengan harga kerupuk ubi 5 lembar Rp. 2.000,- sedangkan untuk harga kacang tanah seharga Rp. 5.000 dalam 1 mok. Sedangkan untuk transportasi sang ibu bersama-sama dengan keluarga lain menyewa ojek dengan harga pulang pergi sebesar Rp. 10.000,-.
3.2.3 Pendapatan Usaha Tani
Dalam suatu usaha tujuan utama yang diinginkan adalah mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya dengan menggunakan biaya produksi serendah-rendahnya. Dalam usaha peternakan milik bapak Ishak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai pendapatan dari usaha yang ditekuni:
a.    Biaya Produksi Usaha Peternakan
Menurut Mulyadi (1999 : 8 ) dalam arti luas biaya adalah : pengorbanan sumber ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang di sebut dengan istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan. Sedangkan produksi adalah kegiatan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dari bahan – bahan atau sumber – sumber produksi dengan tujuan untuk di jual lagi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang dinilai dengan uang atau dengan pengertian lain biaya produksi adalah besarnya nilai pengeluaran (Suherman, 1991). Biaya produksi dibagi 2 yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).
1.    Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk beberapa kali proses produksi bahkan harus dikeluarkan walaupun tidak berlangsung proses produksi. Dalam kasus milik bapak Baltasar Mau maka biaya tetap yang dikeluarkan adalah:
Ø Biaya penyusutan
Biaya penyusutan terdiri dari penyusutan kandang dan penyusutan peralatan. Dalam perjalanan usaha beternak bapak Ishak Nenokatu belum pernah mengeluarkan biaya penyusutan. Biaya penyusutan seharusnya selalu diperhitungkan agar peternak tidak merasa kerugian akibat pengeluaran biaya penyusutan.
Ø Potongan Kas
Potongan kas yaitu suatu kewajiban yang harus dibayar oleh anggota kelompok tani ternak “NIJ BAKI” saat melakukan penjualan produk dari kelompok tani. Namun potongan ini tidak diperhitungkan ketika bapak Ishak menjual produk dari usaha pribadi.
2.    Biaya Tidak Tetap (variable cost)
Biaya variabel  adalah biaya operasional artinya biaya yang berubah tergantung pada besar kecilnya produksi yang dihasilkan. Biaya tidak tetap meliputi biaya variabel yang teratur setiap hari seperti pakan dan biaya variabel yang tidak teratur setiap hari seperti obat-obatan, listrik, gaji, IB, perbaikan, transportasi dan lain-lain (Prawirokusumo, 1990).
Pada peternakan sapi rakyat di kelompok tani ternak “NIJ BAKI” milik bapak Ishak Henokatu faktor produksi tenaga kerja keluarga peternak merupakan sumbangan keluarga pada produksi peternakan dan tidak pernah dinilai dengan uang. Secara ekonomis, tenaga kerja merupakan suatu faktor produksi dan bagian dari biaya dalam suatu usaha. Usaha peternakan yang demikian selalu berskala kecil, bersifat sederhana dan tradisional, walaupun demikian pengalaman beternak yang cukup lama akan memberikan informasi pada tujuan beternak yaitu memberikan nilai tambah bagi kehidupannya. Dengan kata lain,perhitungan biaya variabel tidak di hitung seperti tenaga kerja, pakan dan pembuatan kandang sehingga apabila dianalisis pendapatannya maka bapak Baltazar mau mengalami keuntungan.
b.    Pendapatan Peternak
          Jumlah penerimaan yang akan diperoleh dari suatu proses produksi dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah hasil produksi dengan harga produk bersangkutan pada saat itu (Riyanto, 1984). Hernanto (1991) menyatakan bahwa penerimaan usaha tani (farm receipts) sebagai penerimaan dari semua sumber usaha tani yang meliputi jumlah penambahan investasi dan nilai penjualan hasil serta nilai penggunaan yang dikonsumsi rumah tangga.
          Sesui hasil survei yang di lakukan sumber pendapatan Ishak Henokatu berasal 2 sumber usaha yaitu dari usaha penggemukan ternak sapi kelompok tani ternak “NIJ’ BAKI” dan dari usaha pribadi yang meliputi penjualan ternak babi, sapi, kerupuk ubi, dan kacang tanah. Namun, pada usaha kelompok tani ternak bapak Ishak harus membagi pendapatan yang diperoleh degan melakukan pembagian 70:30 dimana 70% untuk peternak dan 30% untuk potongan kas. Dengan pendapatan dari hasil usaha sendiri maka bapak Ishak Henokatu tidak terlalu bergantung pada keuntungan dari usaha penggemukan sapi kelompok. Selain itu, hasil panen tanaman pangan dari kebun sewa dapat dijadikan makanan sehari-hari dan mengurangi biaya pengeluaran untuk kebutuhan hidup pokok.
c.    Pemanfaatan Pendapatan
          Pendapatan yang telah diperoleh peternak masih merupakan pendapatan kotor. Sehingga untuk mendapatkan pendapatan bersih maka nilai dari pendapatan kotor dikurangi dengan biaya produksi. Apabila peternak sudah mendapatkan pendapatan bersih (keuntungan) maka peternak selanjutnya akan memanfaatkan keuntungan yang ada untuk memenuhi seluruh kebutuhan rumah tangga.
          Bapak Ishak Henokatu memanfaatkan keuntungan yang diperoleh untuk kebutuhan hidup pokok dan digunakan untuk biaya anak sekolah. Pentingnya pendidikan bagi masyarakat pedesaan membuat orang tua (Bapak Henokatu) menyimpan uang sebagai simpanan untuk biaya pendidikan anak sekolah. Selain itu, salah satu kegiatan yang paling umum dilakukan oleh masyarakat pedesaan NTT adalah pemotongan ternak untuk acara adat di dalam desa. Namun hal ini tidak dihiraukan oleh peternak desa karena merupakan salah satu kegiatan adat yang harus untuk dipenuhi.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1  Kesimpulan
Sesui hasil dan pembahasan dari  praktikum yang dilakukan di Desa Oeletsala dalam kelompok tani ternak “NIJ BAKI” dengan melakukan wawancara dengan bapak Ishak Henokatu maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.        SDM  yang digunakan sebagai tenaga kerja adalah seluruh anggota keluarga yang ada dengan keragaman umur dan tingkat pendidikan.
2.        Usaha tani ternak yang ditekuni oleh keluarga Ishak Henokatu adalah usaha pertanian meliputi penjualan kerupuk ubi dan kacang tanah, serta usaha peternak dengan penjualan ternak ayam, babi dan ternak sapi.
3.        Pendapatan usaha milik bapak Ishak Henokatu diperoleh dari 2 sumber yaitu dari usaha kelompok tani ternak dan usaha pribadi. Namun dalam usaha kelompok bapak Mau harus memberikan pendapatan 30% ke dalam kas kelompok. Sedangkan untu pemanfaatan pendapatan meliputi memenuhi kebutuhan hidup pokok, biaya anak sekolah dan sebagai simpanan. Selain itu, kegiatan adat yang dilakukan di masyarakat pedesaan juga sudah dilakukan tanpa memperhitungkan kerugian usaha yang dijalankan.
4.2 Saran
Ada beberapa saran yang dapat diberikan usaha tani ternak yang di lakukan oleh bapak Ishak Henokatu  agar dapat meningkatkan keuntungan dari usaha yang dijalankan yaitu
a.       Peternak harus bisa mengoptimalkan  penggunaan sumber daya lahan kering yang ada (manusia, ternak, lahan, dan pakan) sehingga keuntungan yang didapatkan mengalami peningkatan.
b.      Peternak dapat melakukan kegiatan yang telah diberikan atas masalah yang dimiliki dari kegiatan usaha.


DAFTAR PUSTAKA
Puspadi, Ketut., Yohanes G.B., Sri Hastuti, I Made Wisnu W., Prisdiminggo, Kuku Wahyu W., Sasongko WR. Mashur, 2004.  Laporan Pemahaman Pedesaan Secara Partisipatif di Wilayah Poor Farmer Lombok Timur.  Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB.



http://epetani.deptan.go.id/budidaya/teknologi-penggemukan-sapi-dengan-sistem-dikandangkan-meningkatkan-pertambahan-berat-badan- Diakses pada tanggal 18-06-2014

http://ternaktropika.ub.ac.id/index.php/tropika/article/view/113 Diakses pada tanggal 15-06-20124

http://www.scribd.com/doc/41165511/an-Usaha-Ternak-Sapi-Potong Diakses pada tanggal 15-06-2014













LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan:
1.        Siapa nama bapak dan ibu sebagai orang tua dalam keluarga?
2.        Bapak mempunyai beberapa orang anak dan siapa nama mereka?
3.        Berapa anak – anak yang sekolah?
4.        Berapa usia bapak dan mama?
5.        Kalau boleh tahu bagaiman  pendidikan bapak dan mama? Apakah bapak pernah mengikuti pelatihan yang dibuat pemerintah?
6.        Berapa besar luas lahan pekarangan rumah bapak ini?
7.        Usaha tani ternak apa saja yang bapak usahakan di lahan yang ada dirumah bapak ini?
8.        Berapa jumlah ternak sedang bapak usahakan sekarang?
9.        Apakah ternak di kandangkan ataukah di gembalakan di kebun hijauan?
10.    Apakah bapak menanam HMT untuk ternak yang bapak usahakan?
11.    Jika menanam tanaman apa saja yang bapak tanam di kebun HMT tersebut?
12.    Kegiatan usaha apa saja yang bapak lakukan?
13.    Berapa harga bibit yang bapak beli di pasar dan berapa harga jual dari sapi yang sudah digemukkan?
14.    Berapa lama bapak menggemukan ternak sapi?
15.    Untuk pemberian air minum bagaimana cara pemberiannya?
16.    Apakah sering terjadi kekurangan air dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan air?
17.    Di setiap rumah terlihat dilakukan pembuatan kerupuk ubi. Apakah bapak juga melakukan usaha pembuatan kerupuk ubi?
18.    Berapa jumlah kerupuk ubi yang dapat di buat dalam 1 hari dan harga dari kerupuk tersebut?
19.    Dimana kerupuk dijual dan bagaimana proses pemasarannya?
20.    Dalam tanah yang disewa, tanaman apa saja yang ditanam?
21.    Dari semua jenis tanaman yang ditanam apakah ada hasil panen yang dijual oleh keluarga?
22.    Kira-kira berapa harga dan bagaimana cara penjualannya di pasar?
23.    Selain ternak sapi apakah bapak juga beternak untuk usaha sendiri?
24.    Ternak apa saja yang dipelihara dan kegiatan usaha kecil-kecilan apa yang dilakukan?
25.    Berapa harga bibit ternak dan berapa harga jual dari setiap jenis komoditi yang diusahakan?
26.    Apakah bapak pernah melakukan pemotongan sapi atau ternak lain untuk kegiatan adat?
POTRET KEGIATAN PRAKTIKUM
Kegiatan Wawancara
Palungan untuk tempat pakan
Pemberian Pakan
Konstruksi Kandang Sapi milik Kelompok Tani Ternak
Kondisi Kandang Sapi milik Pribadi

Kondisi Kandang Sapi milik Kelompok Tani Ternak
 


















2 komentar:

  1. Penjelasan tentang
    karakteristik dan sistem produksi
    Konsep produksi dan produktivitas
    Konsep produktivitas primer dan produktivitas sekunder peternakan lahan kering.

    BalasHapus
  2. SITUS SLOT, SABUNG AYAM, & CASINO 2021 TERPERCAYA PROMO DEPOSIT PULSA TANPA POTONGAN !!

    Bandar Togel Terpercaya
    SITUS TOGEL TERBAIK
    AGEN TOGEL TERBAIK 2021
    Bandar Togel Indonesia
    Situs Agen Togel Terbaik
    SITUS TOGEL DEPOSIT PULSA

    Banyak jackpot Menanti Anda !
    Gabung sekarang di MBO128 AGEN online terpercaya
    BONUS NEW MEMBER 15%
    Bonus Harian 10%
    Minimal Dp 10Rb
    DEPOSIT PULSA TANPA POTONGAN !!

    Yuk Buruan Gabung Sekarang Di MBO128 Situs Slot Online Terpercaya 2021
    Banyak Permainan yang Mudah Menang loh..

    Untuk pendaftaran bisa langsung Klik link berikut :
    DAFTAR TOGEL ONLINE

    Minimal DEPOSIT Rp.25.000
    Minimal TARIK DANA Rp.50.000

    KONTAK :
    WhastApp: 0852-2255-5128

    BalasHapus